Mencintaimu,
satu hal yang menyakitkan…
sakit,
hati ini,
lelah…
tak berdaya…
Bolehkan?
Bolehkah aku bahagia?
Bolehkah?
Bolehkah aku terbebas dari ikatan ini?
Bolehkah?
Bolehkah aku mencintainya?
Bolehkah?
Aku bodoh,
Sangat…
Satu hal yang tak akan pernah terwujud…
Tak mungkin terwujud…
Satu hal yang mustahil
Tapi,
Kenapa?
Kenapa aku masih berharap?
tolong aku,
aku sudah tidak kuat lagi…
lelah…
sayap,
sayap yang bisa menuntunku …
membawaku kejalan yang memang harus kulalui
Bolehkah?
Bolehkah aku meminta?
Bolehkah orang sepertiku meminta?
Jangan,
aku tidak menginginkan sayap itu
Aku takut
terlalu takut untuk mengetahui,
untuk menyadari,
kalau ternyata jalanku tidak berakhir padanya…
Bodoh,
aku sungguh bodoh,
kenapa?
Aku bahkan sudah tahu kalau
ternyata…
jalanku memang tidak berakhir padanya…
Bolehkah aku meminta?
Mungkin Ini untuk yang terakhir,
kekuatan,
untuk melindunginya…
kekuatan agar aku,
bisa membuatnya bahagia,
ceria,
tersenyum kembali…
membuatnya kuat,
untuk mengembalikan padanya sesuatu yang telah hilang,
untuk menghapus air matanya...
Bolehkah?
Tidak, bukan aku…
Bukan aku yang akan mewujudkan itu…
Aku,
aku hanyalah duri…
Duri yang membuatnya
sakit,
sedih,
menangis,
dia yang bermata sebiru lagit,
dia yang kucintai...
Sakit,
rasanya sangat menyakitkan
melihat orang yang kau cintai
menangis,
menangis untukmu...
namun kau tak berdaya,
tak memiliki kekuatan...
hanya bisa terdiam…
membiarkan angin membawa tangisnya,
membiarkan waktu menyembuhkan luka dihatinya,
membiarkan angin dan waktu menertawakanmu,
menertawakan ketidakberdayaanmu…
lelah…
rasanya sakit...
Hey,
aku yakin
kalau dia pasti bisa!
Kurasa tidak menjadi masalah besar bagiku,
kalau ternyata …
bukan aku yang menhentikan air matanya,
bukan aku yang menyembuhkan lukanya…
melainkan angin dan waktu…
membiarkan keduanya menyembuhkan luka dihatinya,
luka yang kubuat sendiri untuk orang yang kucintai…
Konyol,
Menyedihkan,
aku benar-benar menyedihkan…
Tak apa…
asal ia bisa ceria lagi,
Tak masalah,
asal aku bisa melihatnya tertawa lagi,
selama aku masih bisa melihat senyum,
senyum indah yang terukir dibibir mungilnya
maafkan aku,
karna aku…
telah membuatmu menangis,
karna aku…
tak bisa menghapus air matamu,
karna aku…
takkan ada lagi disampingmu,
dan karna aku…
hanya bisa mengucapkan maaf bagimu
maaf…
ya, maaf...
pantaskah orang sepertiku mengucapkannya?
mungkin kata itulah alasan bibirku diciptakan…
dibuat untuk meminta maaf padamu…
terlalu banyak kata maaf,
terlalu banyak,
maaf…
biarkan angin membawa tangismu,
biarkan waktu menyembuhkan lukamu,
satu hal yang menyakitkan…
sakit,
hati ini,
lelah…
tak berdaya…
Bolehkan?
Bolehkah aku bahagia?
Bolehkah?
Bolehkah aku terbebas dari ikatan ini?
Bolehkah?
Bolehkah aku mencintainya?
Bolehkah?
Aku bodoh,
Sangat…
Satu hal yang tak akan pernah terwujud…
Tak mungkin terwujud…
Satu hal yang mustahil
Tapi,
Kenapa?
Kenapa aku masih berharap?
tolong aku,
aku sudah tidak kuat lagi…
lelah…
sayap,
sayap yang bisa menuntunku …
membawaku kejalan yang memang harus kulalui
Bolehkah?
Bolehkah aku meminta?
Bolehkah orang sepertiku meminta?
Jangan,
aku tidak menginginkan sayap itu
Aku takut
terlalu takut untuk mengetahui,
untuk menyadari,
kalau ternyata jalanku tidak berakhir padanya…
Bodoh,
aku sungguh bodoh,
kenapa?
Aku bahkan sudah tahu kalau
ternyata…
jalanku memang tidak berakhir padanya…
Bolehkah aku meminta?
Mungkin Ini untuk yang terakhir,
kekuatan,
untuk melindunginya…
kekuatan agar aku,
bisa membuatnya bahagia,
ceria,
tersenyum kembali…
membuatnya kuat,
untuk mengembalikan padanya sesuatu yang telah hilang,
untuk menghapus air matanya...
Bolehkah?
Tidak, bukan aku…
Bukan aku yang akan mewujudkan itu…
Aku,
aku hanyalah duri…
Duri yang membuatnya
sakit,
sedih,
menangis,
dia yang bermata sebiru lagit,
dia yang kucintai...
Sakit,
rasanya sangat menyakitkan
melihat orang yang kau cintai
menangis,
menangis untukmu...
namun kau tak berdaya,
tak memiliki kekuatan...
hanya bisa terdiam…
membiarkan angin membawa tangisnya,
membiarkan waktu menyembuhkan luka dihatinya,
membiarkan angin dan waktu menertawakanmu,
menertawakan ketidakberdayaanmu…
lelah…
rasanya sakit...
Hey,
aku yakin
kalau dia pasti bisa!
Kurasa tidak menjadi masalah besar bagiku,
kalau ternyata …
bukan aku yang menhentikan air matanya,
bukan aku yang menyembuhkan lukanya…
melainkan angin dan waktu…
membiarkan keduanya menyembuhkan luka dihatinya,
luka yang kubuat sendiri untuk orang yang kucintai…
Konyol,
Menyedihkan,
aku benar-benar menyedihkan…
Tak apa…
asal ia bisa ceria lagi,
Tak masalah,
asal aku bisa melihatnya tertawa lagi,
selama aku masih bisa melihat senyum,
senyum indah yang terukir dibibir mungilnya
maafkan aku,
karna aku…
telah membuatmu menangis,
karna aku…
tak bisa menghapus air matamu,
karna aku…
takkan ada lagi disampingmu,
dan karna aku…
hanya bisa mengucapkan maaf bagimu
maaf…
ya, maaf...
pantaskah orang sepertiku mengucapkannya?
mungkin kata itulah alasan bibirku diciptakan…
dibuat untuk meminta maaf padamu…
terlalu banyak kata maaf,
terlalu banyak,
maaf…
biarkan angin membawa tangismu,
biarkan waktu menyembuhkan lukamu,